Hikmah Tersembunyi Dibalik Ramadhan #DiRumahAja


Awal Ramadhan yang mengejutkan! Bisa dibilang tiga kata inilah yang mewakili perasaan saya saat ini, sedih, perih dan terluka. Mungkin orang melihat saya dalam keadaan baik-baik saja, menyambut Ramadhan dengan penuh ceria melalui postingan instagram atau status WA. Namun, pada kenyataanya semua tak seindah apa yang kita tunjukan kepada orang terdekat kita. Ada hati dan perasaan yang tak mungkin bisa berbohong.

Sejak munculnya Covid-19, segala aktivitas yang saya lakukan menjadi terhambat, pekerjaan yang berhubungan dengan klien terpaksa harus ditunda, event-event yang sudah mendekati pelaksanaan terpaksa dibatalkan, bahkan proyek yang seharusnya sudah menghasilkan pundi-pundi rupiah menjadi gagal total. Perusahaan tak bisa berbuat apa-apa dan dengan terpaksa saya harus bekerja dari rumah.

Saya pikir, mungkin dalam waktu dekat virus ini akan segera berakhir dan kami bisa bekerja seperti biasanya. Namun kenyataanya, hampir satu bulan lebih saya bekerja hanya dari rumah, sulit rasanya mendapatkan klien. Hal ini tentu membuat saya tertekan, karena posisi saya adalah ujung tombak perusahaan untuk menghidupi puluhan orang yang bekerja di dalamnya. Saya pun pasrah.


Himbauan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) guna mengurangi penyebaran Covid-19 yang mulai diterapkan, membuat saya makin tak bisa berkutik. Seolah, saya tinggal menunggu bom waktu. Saya berharap awal ramadhan semua akan baik-baik saja, kenyataanya tidak. Semua rencana tidak sesuai dengan ekspektasi saya.

Alhasil, Ramadhan kali ini menjadi keadaan yang sulit untuk diterima. Selain tidak bisa menjalankan ibadah dengan tenang di masjid,  juga tidak bisa berkumpul dengan keluarga tercinta. Bahkan saya pun harus menelan pil pahit, perusahaan terpaksa mengambil kebijakan untuk memotong setengah sebagian gaji karyawan, dan saya adalah salah satu yang terdampak. Tak hanya itu, THR untuk tahun ini dipastikan tidak ada. Lengkap sudah penderitaan ini!

Manusia hanya bisa berharap, tetap Tuhan yang menentukan. Saya pun pasrah dengan keadaaan ini. Disela-sela kesibukan, saya mencoba merenungi nasib, berlatih bersyukur karena saya tidak di rumahkan atau di PHK. Saya masih beruntung dari orang-orang yang mungkin putus hubungan kerja atau mereka para pekerja harian yang sulit mencari nafkah di tengah kondisi seperti ini. Ramadhan tahun ini, meski sulit untuk dinikmati, namun saya menemukan hikmah yang tersembunyi di balik ini semua.

Tunggu! saya akan menyiapkan serangkaian cerita, setidaknya kita bisa mengambil hikmah dan  berusaha memanfaatkan waktu kita semaksimal mungkin ketika berada di rumah. Inilah hikmah yang tersembunyi dibalik Ramadhan di rumah aja.

Menjadi Ajang Untuk Introspeksi Diri


Saya mungkin terlalu sibuk dengan pekerjaan, hingga lupa untuk bersedekah terhadap 360 sendi yang tubuh ini miliki. Saya mungkin lupa dengan orang tua yang menunggu kabar atau merindukan anaknya untuk saling bercengkrama. Saya mungkin lupa dengan orang-orang disekitar saya yang sebenernya mereka membutuhkan kehadiran saya di tengah permasalahan mereka. Saking disibukan dengan deadline, saya bahkan lupa bagaimana cara termudah untuk bersedekah.

Permasalahan yang saya hadapi saat ini, sungguh menjadi tamparan keras terutama untuk diri saya. Ramadhan kali ini benar-benar menjadi ajang bagi saya untuk senantiasa introspeksi diri. Saya mulai membiasakan diri untuk senantiasa tersenyum kepada siapa saja, menyempatkan diri untuk menghubungi orang tua di setiap keadaan dan mencoba mendekatkan diri dengan Sang Pencipta. Saya yakin tidak ada yang lebih besar dari sebuah masalah jika kita dekat dengan pemilik alam semesta ini. Jika masalah menghampiri kita, bersyukur dan bersabar adalah sebuah cara yang lebih bijak.


Lebih Menghargai Waktu


Waktu memang terasa begitu cepat, tapi yang perlu digaris bawahi di sini adalah sudahkah kita menghargai waktu? Apakah Ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya? Saya tentu tidak ingin menjadi orang yang merugi, walau bagaimana pun Ramadhan tahun ini harus ada peningkatan baik iman, ilmu, atau pun amal. Tentunya senantiasa melakukan kegiatan yang bermanfaat di setiap kesempatan.

Meski Ramadhan di rumah aja, bukan berarti kita bebas berleha-leha, menghabiskan waktu dengan bermain game atau bahkan tidur sepanjang hari. Sebisa mungkin kita menghargai waktu untuk melalukan hal yang bermanfaat seperti beribadah, mengikuti webinar atau pelatihan online, berbagi informasi melalui sosial media dan masih banyak lagi kegiatan yang bisa kita perbuat di bulan yang penuh dengan keberkahan ini. Saya tentu memilih latihan memasak dan mencoba berbagai resep ramadhan untuk menu berbuka puasa. Kalau kamu?


Peduli Terhadap Sesama


Di tengah wabah saat ini, dukungan dan bantuan sangat diperlukan bagi mereka yang berada di garda terdepan. Terutama bagi para medis yang berjuang untuk menangani pasien Covid-19. Ada juga mereka para pekerja harian yang berusaha keras mencari nafkah demi keluarganya. Keadaan sesulit ini, tidak mungkin kita menutup mata. Mereka tetap saudara kita. Uluran tangan sangat diperlukan, solidaritas sangat dibutuhkan, kepedulian terhadap sesama menjadi jalan keluar agar badai ini segera berakhir.

Hati saya mulai tergerak, jiwa ini tidak bisa terus diam. Akhirnya saya bersama komunitas Media Hijrah menggalang dana secara online, untuk ikut andil terhadap pencegahan Covid-19 melalui program yang telah dicanangkan oleh komunitas Media Hijrah. Meskipun bantuan ini hanya berupa pembagian handsanitizer dan masker, setidaknya ini langkah nyata yang bisa kami berikan dari rumah. Aksi inilah bukti bahwa kami peduli terhadap sesama, bahwa kami mencintai Indonesia.


Wadah Untuk Saling Berbagi


Tidak hanya momen untuk peduli terhadap sesama, Ramadhan juga sebagai wadah untuk berbagi. Namun, kondisi sekarang tentu berbeda, apalagi ketika pengeluaran lebih besar dari penghasilan. Padahal ada hati dan perasaan yang harus dijaga, ada sebuah harapan dari sang ibu untuk mengenakan mukena baru saat lebaran tiba, ada sang ayah yang berharap sarung tenun agar nyaman untuk dikenakan, ada juga sang adik yang menginginkan pakaian lebaran. Dan semua itu tentang harapan dan kebahagiaan mereka.

Gaji bulanan yang tidak full, ditambah THR yang dipastikan tidak ada dan komisi penjualan yang nihil, membuat niat baik ini mungkin akan menjadi angan-angan belaka. Meski berbagi tidak harus dengan uang, tidak harus dengan barang, tidak harus bertemu. Lantas saya harus berbagi dengan apa? Sekelumit pertanyaan muncul, dengan cara apa saya harus membahagiakan orang terdekat. Mungkin salah satu caranya yaitu dengan doa. Tidak ada yang lebih besar dari kekuatan doa. Semoga!

Selagi kita masih diberikan keluasan rizki, berbuatlah untuk orang yang kita cintai. Berbagilah terhadap sesama. Kita tidak tahu kapan kita akan berada pada titik dimana kita tidak bisa berbuat apa-apa, maka berbagilah.

Masih Ada Harapan dari #THRBigRamadhanSale 2020


Angin segar berhembus, membuat optimis harapan saya untuk bisa membahagiakan keluarga. Doalah yang bisa merubah segalanya. Meski tidak ada THR dari perusahaan, setidaknya ada THR Big Ramadhan Sale 2020 dari Shopee. Saya bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mewujudkan harapan orang tua serta adik saya memiliki barang yang mereka inginkan.

Kalian juga bisa mewujudkan barang yang kalian inginkan dengan mengikuti THR  Big Ramadhan Sale 2020 yang diselenggarakan oleh Shopee sejak tanggal 6 April hingga 25 mei 2020. Tunggu apalagi, ambil kesempatan ini karena berbagai promo dan diskon besar-besaran akan menghiasi Ramadhan kita bersama Shopee.

Tidak hanya itu, Big Ramadhan Sale juga terdapat berbagai program menarik yang kalian bisa dapatkan seperti Pasti Diskon 50 persen (semua produk diskon dari 50 persen), Gratis  OngkirXtra (potongan sampai 50 ribu) serta Tanam THR 10 M.  Pada game Tanam THR 10 M, kita bisa main game siram tanaman dengan hadiah THR sampai 10 miliar.

Pokoknya pantengin terus THR BIG RAMADHAN SALE 2020 di SHOPEE ya!

Walaupun Ramadhan #DiRumahAja, untuk berbagi tentu bisa dilakukan dari mana saja. Sekarang tidak harus pulang kampung, biarkan barang-barang inilah yang mewakili diri saya untuk melihat senyum mereka.

Adhi: Ramadhan di rumah aja ya bu, semoga tetap sehat, salam untuk ayah dan adik! 
Ibu : Terima kasih ya nak!

*Artikel ini diikutsertakan dalam  Kontes Blog #THRBigRamadhanSale2020 Bersama Shopee


 

Labels