Pesona Keindahanmu Tak Akan Pernah Berakhir dari Penjelajahan

Memayu hayuning bawana,  filosofi yang memiliki arti memperindah keindahan dunia ini mungkin sangat pas bila disandingkan dengan pesona keindahan Jawa Tengah. Keindahan yang sudah menjadi warisan dunia sangatlah apik bila dilandasi dengan budi pekerti yang luhur untuk menjaga dan merawatnya, begitulah kurang lebih maksud dari falsafah ini. Budi pekerti yang baik akan membawa dampak yang baik pula untuk kelestarian alam dan lingkungan disekitar kita. Memperbaiki, menjaga dan tidak merusak merupakan teori dasar bagi kalian yang ingin menjelajah negeri ini.

Perjalanan panjang tidak ada ujungnya mungkin kata yang tepat untuk menjelajah daerah kelahiran saya. Jawa Tengah merupakan provinsi dengan destinasi wisata yang cukup banyak, masing-masing kabupaten pasti memiliki objek wisata tersendiri. Mengingat saya hobi traveling, saya akan berbagi pengalaman menjelajah Jawa Tengah satu tahun kemarin kepada kalian semua. Sebelumnya mungkin ada beberapa hal yang mesti kalian ketahui terlebih dahulu tentang Jawa Tengah, Ayo lihat !...

Provinsi Jawa Tengah yang beribukota di Semarang, ternyata memiliki populasi yang luar biasa banyaknya termasuk saya salah satu diantaranya. Jawa Tengah merupakan provinsi yang memiliki kabupaten terbanyak diantara provinsi lainnya, tak heran kan kalo banyak wisata dan pesona alam yang mendiami wilayah ini. Apalagi di daerah ini selain memiliki pantai yang indah juga memiliki kepulauan yang sangat menarik dan menawan yaitu Karimun Jawa, perlu dicoba deh buat perjalanan berikutnya.

Seperti biasa sebelum memulai perjalanan, saya selalu membuat agenda terlebih dahulu, mulai dari persiapan barang bawaan, itinerary perjalanan, sampai atribut untuk foto gaul. Misi perjalanan yang akan saya ceritakan kali ini merupakan target saya setelah berkeliling Kota Jakarta, Provinsi Jawa Barat dan sekitarnya. Tepatnya satu tahun kemarin adalah perjalanan saya berkeliling daerah Jawa Tengah. Oh iya perlu kalian ketahui ada 5 hal pembagian disetiap perjalanan saya yang menjadi pilihan untuk saya kunjungi. Kemari gan !...
Penjelajahan selama satu tahun yang lalu membuat saya ingin menceritakan kembali kepada kalian betapa indahnya pesona wisata Jawa Tengah. Kesan dan pesan yang mungkin masih tersirat dalam benak saya tidak akan terlupakan begitu saja. Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga mengingat betapa banyaknya pelajaran yang terkandung dalam sebuah museum sejarah, rendahnya diri ini dalam bangun ibadah yang megah, keberanian yang memicu saat bersentuhan dengan alam, santapan yang nikmat, dan kelestarian budaya yang mempesona.

Wisata pendidikan itu penting sekali, terutama bagi generasi kita yang sudah mulai fakir terhadap pengetahuan sejarah bangsanya. Setiap kalinya saya memulai perjalanan, selalu dan harus mengunjungi wisata pendidikan terlebih dahulu sebelum menikmati keindahan alam dan wisata lainnya. Karena dengan sejarah akan memberikan kita 3 poin penting yaitu:
  • Sejarah akan memberimu pelajaran yang berharga
  • Sejarah akan berguna memberikan inspirasi
  • Sejarah berguna sebagai rekreatif

Wisata edukasi kali ini tertuju dengan bangunan tua yang luas, konon ini adalah peninggalan Belanda sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) yang sekarang lebih dikenal dengan PT. Kereta Api Indonesia. Bangunan yang terdiri dari banyak pintu ini biasa disebut oleh masyarakat luas dengan sebutan Lawang Sewu (lawang: pintu, sewu: seribu), walaupun pada kenyataanya pintu bangunan ini jika dihitung tidak mencapai seribu.
Banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan saat berkunjung ke Museum Lawang Sewu waktu itu, salah satunya terkait perkembangan perkereta-apian pada jaman dahulu. Bangunan besar yang dibangun oleh Belanda pada 27 Februari 1904 pada saat itu bernama Het hoofdkantor van de Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (Kantor Pusat NIS). Pada saat itu, bangunan ini menjadi pusat dari perkembangan kereta api di Indonesia. Lokasi Lawang Sewu berada di jalan pemuda tepat di depan Bunderan Tugu Muda Semarang.

Untuk berkunjung ke museum ini tidak dibutuhkan biaya mahal, hanya Rp. 10.000 untuk perorang kalian bisa mengenal banyak hal tentang sejarah kereta api di Indonesia. Disana juga terdapat pemandu untuk membantu kalian mempelajari sejarah di Museum Lawang Sewu dan pastinya ada biaya tambahan yang kalian harus keluarkan untuk pemandu tersebut. Bangunan yang indah dan terawat akan membuat kalian betah selain untuk mempelajari sejarah juga menambah koleksi foto kalian. Nah di bawah ini adalah beberapa foto koleksi saya.
Cukup menarik bukan ...!
Ketika saya sedang melakukan perjalanan berkeliling museum, ternyata ada satu tempat yang terlewatkan yaitu adanya penjara bawah tanah, sangat disayangkan sekali  dikarenakan keterbatasan informasi yang saya dapatkan. Rasa penasaran ini mungkin menjadi PR buat saya, jika nanti ke Semarang harus mampir lagi ke museum lawang sewu untuk menjelajah kembali demi melihat penjara bawah tanah yang terbilang cukup seram.

Nah selain Museum Lawang Sewu masih banyak museum di Jawa Tengah yang perlu kalian jelajahi. Ada beberapa museum yang saya rekomendasikan untuk kalian. Monggo dijelajahi...

Wisata religious ini memang berhubungan dengan spiritual, antara kita dengan Tuhan. Dengan berwisata ke tempat yang bersifat religious mungkin bisa menambah jiwa spiritual kita. Adanya keberagaman diantara kita tidak menjadi batasan untuk sekedar menambah wawasan tentang bangunan besar peninggalan nenek moyang kita dulu.

Banyak bangunan besar yang dibangun sebagai tempat yang menjadi pusat peribadatan di Jawa Tengah. Peninggalan bangunan tua ini menjadi bangunan bersejarah yang telah dikokohkan sebagai cagar budaya, bahkan sampai dengan saat ini masih ada beberapa bangunan yang masih aktif menjadi tempat ibadah bagi umat beragama.

Nah, setelah mengunjungi beberapa wisata di Semarang, saya melanjutkan kembali perjalanan dengan tema explore religious. Kali ini saya akan mengunjungi bangunan yang memiliki payung raksasa. Karena penasaran dengan ukuran payung yang berbeda dari biasanya, akhirnya saya langsung menuju ke lokasi tersebut yaitu Masjid Agung Jawa Tengah.
Sesampai di Masjid Agung Jawa Tengah biasa orang menyingkatnya dengan MAJT ternyata benar sekali, ada payung besar yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Tapi sungguh disayangkan payung yang besar itu hanya bisa dilihat dengan posisi tertutup dan tidak diboleh dibuka oleh sembarang orang. Menurut informasi payung akan dibuka ketika ada agenda khusus saja.

Menara yang tinggi menjulang di depan masjid akhirnya menjadi sasaran objek setelah saya melihat payung berukuran raksasa. Antrian begitu sepi karena saat saya berkunjung merupakan hari biasa, jadi saya tidak perlu mengantri. Cukup dengan membayar Rp.5000 kalian bisa menikmati indahnya panorama Kota Semarang dari atas menara.

Selain Masjid Agung Jawa Tengah yang terlihat begitu megah dihiasi dengan pilar bergaya koloseum Athena juga kalian bisa melihat Kota Semarang yang begitu luas. Tidak banyak bangunan tinggi disana yang mungkin bisa menghalangi pemandangan. Sawah hijau yang membentang luas disekitar masjid dan keindahan panorama rumah-rumah yang terlihat kecil bisa kalian nikmati dengan mengitari menara dari atas.

Perjalanan dengan tema religious kali ini tidak sampai disini, karena tempatnya yang tidak begitu jauh akhirnya saya melanjutkan kembali ke sebuah bangunan tempat spiritual yang biasa disebut dengan gedung batu. Sam Poo Kong merupakan sebuah bangunan peninggalan Laksamana Cheng Ho, seorang Laksamana yang beragama Islam dari negeri China. Jika kalian memasuki kawasan Klenteng, maka kalian bisa melihat patung Laksamana Cheng Ho yang sangat besar terlihat berdiri sangat kokoh.
Klenteng Sam Poo Kong merupakan sebuah bangunan yang memiliki fungsi utama untuk sembayang, jadi tidak semua orang diperbolehkan memasuki setiap ruangan. Walaupun askes dibatasi kalian masih tetap bisa melihat keindahan dari bangunan ini dan melanjutkan aksi kalian untuk menaklukan setiap sudut dari klenteng dengan hasil jepretan foto. Contohnya beberapa teman saya dengan aksinya yang menggunakan pakaian khas China seperti sang Laksamana.

Jika kalian masih kurang untuk menjelajah tempat penambah jiwa spiritual kalian, silahkan kunjungi beberapa tempat yang saya sudah rekomendasikan untuk kalian. Jaraknya pun juga masih dalam kawasan Kota Semarang. Mari Berkunjunglah...

Masih di Jawa Tengah ya sobat, perjalanan kita kali ini bertema adventure alias menjelajah alamMemiliki tantangan dan berhubungan langsung dengan alam adalah ciri khas dari perjalanan saya kali ini. Membutuhkan banyak waktu untuk terus melangkah, menguras tenaga dan pastinya bersentuhan dengan alam luas merupakan hal yang menjadi kegemaran saya. Di saat kita berada diluar dari macetnya berkendara, penatnya pekerjaan dan sibuknya aktifitas kita, masih ada alam yang mampu membantu menenangkan kita sejenak.

Tidak jauh dari pusat Kota Semarang kira-kira berjarak sekitar 12 km adalah tempat tujuan saya setelah mengunjungi beberapa wisata di Semarang. Perjalanan kali ini sepertinya membutuhkan banyak persiapan makanan dan minuman dikarenakan kita akan berada jauh dari minimarket sekitar. Setelah semua siap saya langsung beranjak untuk mulai menjelajah alam, kita akan menuju ke Curug Lawe dan Curug Benowo.
Curug Lawe ini berada di kawasan Gunung Unggaran Semarang. Konon curug ini berjumlah 25 makanya di namakan dengan Curug Lawe, 25 dalam bahasa Jawa adalah selawe. Curug Lawe dan Curug Benowo terletak berbeda tempat. Sebelum menuju Curug Lawe terlebih dahulu saya menuju ke Curug Benowo, karena jaraknya yang sedikit lebih dekat.

Perjalanan memakan waktu yang lama dikarenakan kita harus berjalan menyusuri aliran sungai dan rindangnya hutan yang cukup jauh. Monyet yang berteriak sempat terdengar ditelinga yang membuat saya jadi was-was seketika, takut tiba-tiba monyetnya berada didepan saya. Terus terang saja, saya sedikit takut jika harus bertemu dengan monyet. Saya langsung mengambil langkah seribu.

Sesampai di Curug Benowo, rasa lelah pun hilang seketika dengan melihat keindahan alam yang luar biasa. Sungguh nikmatnya mendengar percikan air yang menderu deras, sambil beristirahat dan memandangi air terjun. Cukup menenangkan hati melihat indahnya alam, tapi karena penasaran dengan Curug Lawe akhirnya saya melanjutkan perjalanan kembali menuju curug yang menjadi trend dikalangan anak muda saat ini.
Setelah berjalan jauh menuruni gunung dan mengakses beberapa jembatan yang menyeramkan akhirnya semua terbayar sudah dengan pemandangan yang terpancar indah. Curug Lawe memang tiada duanya, melihat pemandangan alam seperti ini membuat hidup saya segar kembali. Sungguh luar biasa indahnya, baru kali ini saya berada diantara air terjun yang mengelilingi seperti ini. Ini merupakan curug yang tidak seperti biasanya, memang banyak sekali curugnya, mungkin kalo dihitung sudah melebihi dari 25 sepertinya.
Itulah perjalanan saya yang melelahkan namun menyenangkan, butuh perjuangan untuk mendapatkan indahnya pemandangan yang tersembunyi. Masih banyak wisata alam yang mampu memberimu pelajaran arti dari sebuah perjuangan. So, ayo jelajah lagi...

Dari Semarang sekarang kita beralih ke Surakarta, pastinya masih di Jawa Tengah yang memang gudangnya kuliner. Di setiap tempat yang saya kunjungi pasti memiliki ciri khas tersendiri mengenai kuliner di daerah tersebut. Merasa lapar setelah CFD-an di Surakarta akhirnya saya menyusuri pinggiran jalan yang menjadi tempat berkumpulnya makanan khas Kota Solo.

Ada sebuah tepat yang ramai pengunjungnya, dengan beberapa masakan yang telah disajikan. Tak banyak mikir, saya langsung memesan masakan yang belum pernah saya makan sebelumnya yaitu Selat Solo. Ada kentang, wortel, telur, tomat dan daging yang dituang kuah manis, ini merupakan pertama kalinya saya makan Selat Solo. Rasanya gak kalah jauh dengan salat dari negara lain, dan pastinya gak ada pantangan bagi kalian yang anti makanan berat
Di Kota Solo tidak cuma selat solo yang menjadi pilihan, ada banyak macem makan yang murah dan enak. Ini dia tengklek, timlo, dan wedangan yang menjadi andalan saya saat berburu kuliner di Kota Solo. Bahagia rasanya jika tiap hari bisa makan makanan yang enak dan murah, maklum saya kan anak kosan jadi harus ngirit dalam membagi urusan perut.

Jika kalian merasa lapar dan bingung soal urusan makan atau mungkin kalian sang penjelajah kuliner, saya sudah menyiapkan beberapa rekomendasi untuk kalian santap dengan makanan yang menjadi khas Jawa Tengah. Monggo di unjuk....

Berbicara soal kebudayaan, pastinya tak lepas dengan benda-benda bersejarah lainnya. Banyak bangunan bersejarah yang dibangun di wilayah Jawa Tengah. Bangunan yang merupakan peninggalan nenek moyang kita dulu memang merupakan bukti dari sejarah. Saat ini bangunan maupun prasasti yang menjadi cagar budaya perlu sekali untuk kita lestarikan.

Tidak jauh dari Kota Solo saya langsung menuju ke Kabupaten Magelang yang merupakan tempat berdirinya bangunan bersejarah. Kunjungan untuk mengenal sejarah bangunan kuno saya mulai dengan menyusuri Candi Borobudur yang merupakan tujuh keajaiban dunia. Berdasarkan informasi dari pemandu, candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.
Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia. Bangunan yang didesign oleh Gunadharma ini memiliki struktur bangunan piramida berundak dari susunan blok batu andesit yang saling mengunci dan memiliki ukuran luas dasar 123×123 meter, tinggi kini 35 meter, tinggi asli 42 meter (termasuk chattra).

Relief yang terukir dipinggiran tembok menjadi sasaran saya dan teman-teman untuk beradu ketampanan. Bangunan yang merupakan segi empat itu ternyata memiliki kesamaan antara sisi yang satu dengan yang lainnya. Kalo dipikir-pikir kenapa mesti harus muter-muter ya waktu disana, kan bangunanya sama saja.

Yasudahlah, mengingat bangunan cagar budaya yang cukup banyak di Jawa Tengah, ada beberapa rekomendasi saya untuk kalian kunjungi juga. Silahkan di cek....
Pesona Jawa Tengah yang tidak akan habis untuk dijelajahi, mulai dari wisata pendidikan, sampai dengan wisata budaya, kuliner dan juga wisata yang menantang adrenalin kita. Semoga pesonamu tidak akan pernah pudar dan terus menjadi kekayaan budaya bagi Indonesia.

Itulah perjalanan saya mengelilingi Jawa Tengah selama satu tahun yang lalu, sebenarnya masih banyak wisata lainnya yang menjadi target saya berikutnya. Pesona Jawa Tengah memang belum berakhir dari penjelajahan saya karena banyaknya wisata yang memang perlu untuk dijelajahi. So, kapan nih kita berkunjung ke Jawa Tengah lagi !
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Visit Jawa Tengah 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah @VisitJawaTengah

Sumber & Data pendukung :
https://id.wikipedia.org/wiki/
http://www.central-java-tourism.com
http://jatengprov.go.id
http://www.indonesia.travel/
https://sites.google.com/site/wisataairterjun
http://asosiasimuseumindonesia.org

Labels