Kilauan yang Tersembunyi Di Balik Indonesian South Sea Pearls

Seperti biasa setiap harinya kita selalu disibukkan dengan pekerjaan rumah, kantor dan aktifitas rutin yang tidak bisa ditinggalkan. Seketika rasa penasaran pun muncul saat melihat beberapa postingan seseorang tentang mutiara di salah satu media sosial yang menjadi aktifitas terakhirku di penghujung hari.

Mulai banyak orang membicarakan mutiara laut selatan yang terdengar sedikit misteri (layaknya ratu pantai selatan hehe..). Berbicara soal mutiara, mungkin tidak asing lagi buat kita tapi sedikit hal yang aku tahu tentang mutiara yaitu kata berharga yang selalu tampil terdepan pada judul dari sebuah motivasi yang sering disampaikan oleh orang-orang sukses.

Ada satu artikel yang menarik perhatianku yaitu tentang Indonesian Pearls Festival, merupakan suatu acara untuk mengenalkan berbagai mutiara yang dihasilkan salah satunya dari Indonesia. Sedikit merenung tentang agenda acara ini yang ternyata sudah enam kali dilaksanakan 6th Indonesia Pearl Festival - The Magnificent Indonesian South Sea Pearl dan benar saja aku baru mengetahuinya sekarang. Itu berarti selama ini aku telah menutup mata terhadap potensi budidaya mutiara yang merupakan kekayaan alam milik Indonesia. Selama 5 tahun kemarin aku dimana dan ngapain aja, Ampun deh...

"Lebih berharga mutiara sebutir daripada pasir sepantai"
Seseorang yang baik, meskipun ia tidak kaya, jauh lebih berharga dan mulia
daripada orang kaya yang jahat dan jahil

Begitulah ungkapan pribahasa yang masih teringat dalam anganku yang dulu pernah aku pelajari sewaktu duduk dibangku sekolah dasar. Kata "mutiara" merupakan permata berbentuk bulat dan keras, terbentuk karena ada benda atau pasir yang masuk ke dalam tubuh kerang itu kemudian diselubungi oleh kulit ari dan terbentuklah mutiara. Di sisi lain mutiara memiliki arti sesuatu yang sangat berharga (menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Aku begitu kagum dengan mutiara walaupun sampai saat ini aku belum pernah memegang mutiara yang sesungguhnya, mutiara yang benar-benar asli dari laut dan merupakan butiran yang dihasilkan dari kerang. Mungkin saat ini aku hanya berfikir bahwa mutiara adalah sesuatu yang bulat dan biasanya dipakai sebagai perhiasan untuk kaum hawa saja, tetapi di luar dari pada itu mutiara adalah sesuatu yang merupakan kekayaan alam yang tersembunyi di Indonesia. 

Berbicara tentang Indonesian South Sea Pearl, waduh ternyata bukan aku saja yang belum tahu beberapa temanku yang aku tanyai juga banyak yang belum tahu mengenai hal ini. Atau mungkin diantara kalian juga ada yang belum mengetahuinya? (Sungguh terlalu...). Ayo deh kalo gitu kita jelajah bersama-sama!. Nah dibawah ini adalah peta penjelajahan kita untuk mengetahui lebih banyak tentang apa itu Indonesian South Sea Pearl ?


Jadi gini teman-teman, berdasarkan informasi yang aku terima dari berbagai sumber di internet, mutiara itu terbentuk dengan dua cara:
  • Mutiara terbentuk secara Alami
Pembentukan mutiara secara alami diduga karena faktor iritan atau karena masuknya benda padat ke dalam mantel kerang sehingga benda padat ini akan terbungkus nacre, nacre adalah zat unik yang dimiliki kerang yang berfungsi sebagai pelindung tubuh, nacre inilah yang disebut dengan Mother of pearls atau ibu dari mutiara.
  • Mutiara terbentuk dengan cara Budidaya Mutiara
Pembentukan mutiara secara buatan yaitu dengan cara menyisipkan nukleus bersama dengan sedikit irisan mantel dari kerang lain dan lembaran mantel ini disebut dengan saibo, saibo dan inti nukleus kemudian dimasukkan melalui irisan kecil kedalam gonad tersebut. Irisan pada dinding mantel ini bertujuan agar terjadinya biomineralisasi, yaitu penutupan dan pembentukan kantung mutiara, cara ini sangat rumit, banyak sekali tahapan yang harus dijalani, termasuk melemahkan mutiara selama beberapa minggu untuk memudahkan saat melakukan tindakan ini.


Permintaan mutiara di pasar International yang cukup pesat menjadi dorongan para pembudidaya melakukan percobaan untuk terus menghasilkan mutiara yang berkualitas, walaupun pencarian mutiara alami yang membutuhkan proses ribuan tahun masih tetap dilakukan. Budidaya mutiara ini menjadi alternatif untuk terus menghasilkan mutiara yang menjadi minat publik saat ini, salah satunya adalah Indonesia. Ada empat jenis mutiara yang menjadi produk paling laris di dunia internasional, antara lain adalah South Sea Pearl, Fresh Water Pearl, Akoya Pearl, Black Pearl.

Berikut ini adalah empat jenis mutiara yang menjadi daya tarik di pasar internasional, yang mungkin diantara kalian ingin membelinya atau sekedar mengetahuinya:
  • Mutiara Laut Selatan ( South Sea Pearl )
Banyak orang menyebutnya dengan sebutan ratunya mutiara dari semua jenis mutiara yang dihasilkan dari tiram dikarenakan bentuknya yang bulat sempurna, kilauan yang tinggi dan juga mutiara yang bersih. Negara produsen mutiara jenis ini adalah Indonesia, Australia, Filipina dan Myanmar, dengan produksi per tahun sebesar 10-12 ton. Dan saat ini Indonesia merupakan negara yang paling banyak berkontribusi mutiara laut selatan di pasar dunia. Makin bangga deh sama Indonesia...
  • Mutiara Air Tawar ( Fresh Water Pearl )
Ada dua jenis moluska yang menciptakan mutiara yaitu satu lebih suka hidup di air tawar sementara yang lain lebih suka di laut. Moluska air tawar yang dibudidayakan menggunakan teknik yang sama dengan mengunakan variasi air dan garam, namun proses ini lebih mudah dilakukan. Tidak butuh waktu lama untuk menghasilkan mutiara jenis ini, kita hanya menunggu antara enam sampai delapan bulan. Negara produsen mutiara jenis air tawar adalah China, dengan produksi per tahun sebesar 1.500 ton. Wah banyak bener ya...
  • Mutiara Akoya ( Akoya Pearl )
Dari namanya saja mungkin sudah merasakan khas Jepang ya. Budidaya yang dilakukan oleh Kokichi Mikimoto ini adalah hasil dari eksperimen yang melelahkan dari Akoya tiram mutiara. Mutiara ini dibuat oleh pertahanan tiram terhadap iritasi alam (shell fragmen, parasit), melepaskan lapisan demi lapisan halus untuk membungkus objek, dan akhirnya mengeras dan berubah menjadi mutiara. Negara produsen jenis mutiara ini adalah Jepang dan China dengan produksi per tahun sebesar 15-20 ton
  • Mutiara Hitam ( Black Pearl )
Berbeda dengan mutiara lainya mutiara yang satu ini adalah berwarna hitam, walaupun hitam tapi tetap berkilau dan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta Mutiara Hitam atau bisa disebut dengan Black Pearl. Mutiara ini juga biasa disebut dengan Mutiara Tahiti mengingat daerah asal dari mutiara ini. Negara produsen mutiara ini adalah Tahiti dengan produksi per tahun sebesar 8-10 ton.


Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan sumber daya alam yang sangat berlimpah tidak hanya di daratan namun juga di lautan. Mengingat Indonesia adalah sebuah negara maritim yang sebagian besar wilayah Indonesia adalah laut atau bisa dikatakan luas daratan Indonesia hanya sepertiga dari lautan dengan presentase 70% lautan dan 30% daratan.

Kekayaan alam Indonesia yang luar biasa besarnya salah satunya tersimpan di dalam laut. Potensi sumber daya laut Indonesia saat ini tidak hanya berupa ikan, tetapi juga bahan tambang seperti minyak bumi, emas, bauksit, nikel, pasir, bijih besi, timah, dan lain-lain yang berada di bawah permukaan laut. Ini membuktikan bahwa bangsa kita adalah bangsa yang kaya akan hasil buminya.
Kekayaan alam yang dihasilkan dari laut Indonesia bagian selatan saat ini menjadi sorotan potensi sumber daya alam yang telah membuka mata dunia. Mutiara menjadi salah satu kekayaan laut yang tersimpan selama ini di Indonesia. Indonesian south sea pearl (ISSP) yang berarti mutiara laut selatan Indonesia merupakan kekayaan sumber daya alam yang baru saja aku ketahui. Sungguh luar biasa dari beberapa produk mutiara di Indonesia memiliki kontribusi besar di pasar internasional. Kualitas mutiara laut asal Indonesia sudah terkenal hingga belahan pasar dunia dengan daya saing produk dari beberapa negara lain.

Sebagian besar mutiara yang dijual di pasaran merupakan hasil dari budidaya peternakan mutiara. Terutama budidaya ISSP yang saat ini sudah berkembang di 12 wilayah Indonesia antara lain Sumatera Barat, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Bali, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulewesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat.


Indonesian South Sea Pearl adalah salah satu jenis mutiara yang paling diminati di dunia internasional. Sejak tahun 2005 Indonesia telah memasok 43% ISSP yang merupakan produsen terbesar di dunia, melihat setiap tahunnya produksi South Sea Pearl di dunia mencapai 10-12 ton yang di dominasi dari Indonesia, Australia, Filipina, dan Myanmar.

Sedangkan dari sisi nilai perdagangan, Indonesia menempati urutan ke 9 dunia dengan nilai ekspor sebesar US$ 29,43 juta atau 2,07 persen dari total nilai ekspor seluruh jenis mutiara di dunia yang mencapai US$ 1.2 milyar, di bawah India, Jepang, Cina, Australia, Tahiti, Swiss, USA, dan Inggris.

Dari peningkatan ekspor yang sangat cepat pada perdagangan mutiara di pasar global, ini merupakan prospek bisnis mutiara di Indonesia yang sangat baik, sehingga akan mendukung perekonomian wilayah dan nasional.

Tahu gak ternyata ada 5 Hal yang perlu kalian ketahui dalam menentukan kualitas dari suatu mutiara, apalagi bagi kalian yang gemar membeli mutiara terutama yang Indonesian South Sea Pearl ya. Beberapa faktor yang berpengaruh diantaranya adalah kilauan, permukaan, bentuk, warna dan ukuran.


Dalam hal kilauan, Indonesia South Sea Pearl baik yang dihasilkan dari alam atau yang dibudidaya memiliki penampilan yang sangat unik dan menarik. Lapisan nacre ISSP umumnya tebal dengan kilauan yang relatif lebih kuat dibandingkan jenis mutiara lainnya. Hal ini kadang-kadang digambarkan sebagai perbandingan antara cahaya lilin dengan cahaya dari lampu neon. Mutiara dengan kualitas yang sangat baik akan memilki pantulan warna lembut dan indah yang hanya dapat dijumpai pada mutiara berlapis nacre tebal.

Permukaan mutiara salah satu karakteristik yang paling kritis dan perlu kita perhatikan secara detail. Permukaan harus halus dan bersih, tanpa benjolan, bintik-bintik, perubahan warna, lubang kecil, dan kerutan lainnya. Cacat yang tidak merusak seperti noda, benjolan, lubang kecil, dan kerutan kadang dijumpai pada South Sea Pearl.

Mengingat mutiara merupakan produk alam, hampir sulit untuk mendapatkan mutiara dengan permukaan tanpa cacat dan licin, sangat sulit diperoleh. Mutiara yang memiliki goresan atau tonjolan-tonjolan kecil di permukaan memang kurang indah dipandang oleh mata juga beresiko mengelupas kalo tiba-tiba terjadi gesekan. Keberadaan permukaan juga akan mempengaruhi warna dan kilauan dari mutiara tersebut. So, jangan lupakan hal yang satu ini ya saat beli mutiara.

Bentuk mutiara diukur oleh perbedaan antara maksimum dan diameter minimum, dan dapat dengan mudah dinilai oleh mata telanjang. Secara umum, bentuk mutiara terdiri atas: bulat bola (spherical), simetris dan baroque. Bentuk spherical adalah bentuk umum yang dihasilkan oleh mutiara hasil budidaya, juga yang paling banyak diminati konsumen. Namun, bentuk yang benar-benar bulat jarang ditemukan apalagi berasal dari mutiara alami.

Model terbentuknya mutiara karena mengikuti kontur inti, sehingga dibuatlah inti bundar dengan maksud menghasilkan mutiara yang bundar pula. Bentuk simetris adalah bentuk mutiara apabila dibelah dua maka setengah bagiannya akan sama dengan bagian yang lainnya. Sedangkan bentuk baroque adalah mutiara yang memiliki lekukan abstrak, memiliki tonjolan di sana-sini, tak simetris. Biasanya hanya 1-5% dari panen mutiara secara konsisten bulat, namun hal ini juga tergantung pada jenis mutiara dan asal.

Indonesia saat ini memproduksi SSP yang dibudidayakan dari Pinctada maxima, merupakan species tiram yang terbesar. Pinctada Maxima telah menghasilkan mutiara dengan lebih dari belasan nuansa warna. Warna mutiara yang paling langka dan paling berharga adalah warna emas dan warna perak. Berbagai macam nuansa halus, antara lain perak, biru, sampanye, brilian putih, pink dan emas.

Cakupan warna South Sea Pearl sangat luas. Pada umumnya, mutiara ini berwarna putih, perak, merah muda, dan emas. SSP asal Australia umumnya berwarna putih. Demikian pula SSP asal Indonesia dan Filipina, meskipun ada kecenderungan berwarna krem dan keemasan.


Ukuran yang umum diterapkan untuk mengukur diameter mutiara adalah millimeter (mm). Mutiara yang bentuknya tidak beraturan ditentukan oleh perbedaan diameter. Besar kecil mutiara lebih banyak ditentukan oleh jenis kerang yang menghasilkannya. Semakin besar mutiara, semakin besar nilainya, jenis mutiara juga mengambil bagian dalam menentukan nilai dari sebuah mutiara.

Di samping jenis kerang mutiara, faktor lain yang menentukan ukuran mutiara adalah lamanya budidaya. Makin lama mutiara dibudidaya, makin tebal nacre yang dihasilkan. Mutiara hasil budidaya dengan ukuran di atas 20 mm, jarang ditemukan sehingga harganya pun mahal. Itu sebabnya mutiara yang langka adalah mutiara yang memiliki nilai lebih.


Usaha untuk memperoleh mutiara saat ini mengalami perkembangan, semula diperoleh dari hasil penyelaman di laut, sekarang sudah dilakukan dalam bentuk budidaya. Untuk melihat tahapan budidaya mutiara langsung aja kita jelajahi...


Budidaya mutiara yang lagi semarak dilakukan terutama di laut selatan Indonesia kini memiliki prospek pengembangan yang berdampak pada tiga aspek diantaranya yaitu aspek ekologi, aspek ekonomi dan aspek sosial.
  • Ekologi 
Nah Pengembangan kegiatan budidaya mutiara ISSP memiliki peluang untuk dikembangkan apabila ditinjau dari segi kualitas lingkungan dan keberadaan bibit mutiara. Kualitas lingkungan perairan untuk kegiatan budidaya mutiara ini sangat mendukung apalagi di perairan timur Indonesia, karena perairannya yang masih alami dan tidak tercemar oleh kegiatan industri, sebaliknya dari kegiatan budidaya mutiara juga tidak mencemari perairan karena proses peternakanya yang tidak diberikan pakan tambahan yang berlebihan. Saat ini, bibit kerang mutiara tidak lagi diambil dari alam karena sudah banyak perusahaan di Indonesia yang memproduksi bibit kerang mutiara, jadi lebih mempermudah proses budidaya mutiara.
  • Ekonomi
Untuk aspek ekonomi, Usaha budidaya kerang mutiara tergolong mahal apabila dilakukan oleh masyarakat secara perseorangan. Tetapi saat ini program pelatihan dan usaha budidaya mutiara sudah didukung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Bank Indonesia yang mampu memberikan modal sebagai investasi. Keberadaan industri budidaya mutiara ini akan membuka lapangan kerja baru sehingga diharapkan akan mampu menekan angka pengangguran sekaligus menambah jumlah pendapatan penduduk khususnya masyarakat di sekitar lokasi budidaya tersebut. Keberadaan industri budidaya mutiara ini juga akan menggerakkan sektor industri lain yang ada di Indonesia sehingga akan memacu pertumbuhan dan perputaran roda perekonomian di daerah tersebut.
  • Sosial
Perkembangan usaha budidaya kerang mutiara di Indonesia memberikan dampak keuntungan bagi kehidupan masyarakat di sekitar lokasi budidaya. Beberapa keuntungan yang diperoleh diantaranya adalah kesempatan kerja yang tersedia dan peningkatan kesejahteraan. Keberadaan usaha budidaya mutiara juga akan membuka wawasan, pengalaman, meningkatkan semangat dan sifat kewirausahaan masyarakat dalam usaha dibidang perikanan dan kelautan sebagai suatu alternatif baru dalam membangun kekuatan ekonomi masyarakat dan daerah, serta memberi pandangan baru sekaligus pengaruh pada kultur dan kebiasaan sebagian besar masyarakat Indonesia yang selama ini perekonomiannya banyak bertumpu pada sektor pertanian, perkebunan dan peternakan.


Dari hasil budidaya mutiara selain butiran mutiara juga dapat menghasilkan beberapa produk yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi diantaranya adalah perhiasan wanita seperti cincin, anting, kalung, gelang, dan hiasan kepala.
Bahkan baru-baru ini perancang busana wanita seperti desainer Anniesa Hasibuan baru saja sukses memamerkan koleksi terbarunya yang bertajuk Pearl Asia di Couture Fashion Week 2016, New York. Anniesa menampilkan gaun-gaun indah yang terinspirasi dari busana putri kerajaan di cerita dongeng, dengan hiasan mutiara dari selatan.
Dengan tampil di ajang berskala internasional merupakan salah satu bentuk untuk mempromosikan mutira dari dari negara kita. Selain Indonesia menjadi negara penghasil South Sea Pearls terbesar juga mampu bersaing dengan butiran mutiara  laut selatan di ajang internasional.


Sebagai negara penghasil mutiara laut selatan yang menjadi andalan pendapatan wilayah dan nasional tidak terlepas dari beberapa permasalahan yang ditimbulkan karena persoalan yang mendasar. Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat produksi Indonesia South Sea Pearl diantaranya sebagai berikut :

1. Masalah Budidaya Indonesia South Sea Pearl
Ini adalah langkah awal yang mungkin harus dibenahi terkait dengan pembudidayaan mutiara laut selatan. Produksi mutiara yang dilakukan dengan cara budidaya pastinya memiliki masalah yang didapatkan diantaranya pengetahuan yang minim tentang budidaya mutiara, modal usaha budiaya yang tinggi, standar kualitas mutiara yang belum jelas, harga mutiara yang tidak menentu dan peranan pemerintah dalam transparasi hasil dan data-data penjualan.

Solusinya : Dari masalah diatas perlu adanya peranan pemerintah dalam memberikan pelatihan budidaya untuk masyarakat setempat terkait budidaya mutiara secara detail, dan memberikan modal awal sebagai investasi sehingga masyarakat turut memberikan kontribusi dan meningkatkan produk mutiara di Indonesia. Serta memberikan data-data penunjang dan trasnparansi dalam hasil penjualan.

2. Masalah Kualitas Indonesia South Sea Pearl
Kualitas dari suatu mutiara memang memberikan ketertarikan bagi para pembeli, tapi bagaimana jika mutiara yang berkualitas biasa saja disamakan dengan mutiara yang berkualitas tinggi. Nah itulah yang di alami oleh Indonesian South Sea Pearls saat ini. Mutiara kita selalu dibajak oleh negara-negara lain yang mengklaim memiliki hasil mutiara yang sama berkualitasnya dengan Indonesia.

Hal ini menyebabkan pembeli enggan untuk membeli mutiara dengan harga yang mahal dan merasa tertipu dengan kualitas mutiara yang biasa saja. Tidak adanya lisensi atau sertifikat global dari kualitas Mutiara Laut Selatan Indonesia menyulitkan terutama bagi para konsumen dan kolektor yang ingin memperdagangkan kembali mutiara tersebut. Standar kualitas dan harga mutiara yang tidak tetap juga berdampak pada minat konsumen untuk membeli, itulah beberapa masalah yang timbul dari kualitas mutiara yang mungkin menjadi perhatian kita saat ini.

Solusinya : Perlu dilakukan peninjauan terhadap penetapan lisensi global untuk sebuah mutiara seperti emas yang sudah memiliki sertifikat sendiri jadi untuk kualitas mutiara bisa ditentukan dengan adanya lisensi atau sertifikat yang sama antara perusahaan lain yang dikeluarkan dari badan pemerintah yang berwewenang serta menetapkan harga dan kualitas dari mutiara yang terukur bukan presepsi masing-masing individu atau perusahaan. 

3. Masalah penyebaran Indonesia South Sea Pearl
Memiliki produk mutiara yang menjadi konsumsi publik ditingkat dunia merupakan hal yang menjadi keuntungan bangsa kita, namun ditinjau dari penyebarannya ada beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap mutiara Indonesia South Sea Pearl, diantaranya kurangnya promosi, ekspor dan impor mutiara ilegal, serta minat publik di Indonesia itu sendiri.

Solusinya : Pemerintah harus gencarnya mempromosikan mutiara yang berasal dari Indonesia itu sendiri, mengingat masyarakat lebih memilih mutiara dari negara lain karena ketidaktahuan masyarakat bahwa Indonesia ternyata juga menghasilkan mutiara, yang secara kualitas lebih bagus dari negara lain. Peranan pemerintah terhadap penyeludupan ekspor dan impor mutiara ilegal harus diperketat mengingat pasar mutiara global yang akan berdampak pada minatan konsumen.

Indonesia Pearl Festival salah satu bentuk mengenalkan Mutiara Laut Selatan kepada lapisan masyarakat dan harus terus dilaksanakan sebagai bentuk promosi dan tindak lanjut dari mencegah masyarakat lebih memilih mutiara dari negara lain.


Harapan untuk Indonesia South Sea Pearl :
- Indonesia akan terus menjadi negara terbesar penghasil mutiara laut selatan
- Produksi mutiara laut selatan bisa menembus pasar pertama di dunia internasional
- Pengembangan budidaya mutiara laut selatan menjadi sektor yang besar dalam membangun wilayah maupun nasional
- Mutiara laut selatan menjadi perhiasan terkini bagi generasi muda saat ini.
- Seluruh lapisan masyarakat lebih mencintai produk dalam negeri
- Seluruh masyarakat makin cinta dan bangga dengan bangsanya yaitu INDONESIA

Semoga dengan adanya artikel ini bisa memberikan informasi yang belum kalian ketahui tentang Indonesian South Sea Pearl yang sekarang menjadi salah satu potensi usaha untuk wilayah Indonesia. Makin cinta dengan Indonesia karena hasil lautnya yang telah mendunia.


--- Always Pray and Stay Creative ---

Sumber Referensi dan Data Pendukung :
http://djpdspkp.kkp.go.id
https://www.bps.go.id/index.php
http://www.wacht-troy.com
http://www.americanpearl.com
https://ms.wikipedia.org/wiki/Mutiara
https://www.academia.edu

Labels